Monday, August 18, 2014

Seribu Tuhan Masa Kini


Bismillah,

Kata-kata bayanganku kemarin masih berdengung di kepalaku. Aku adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh tuhanku. Lalu, Apa itu Tuhan ?

Waktu tidak pernah berhenti untuk menunggu kita, tidak peduli walaupun kau membutuhkan jeda sejenak. Waktu tetap berjalan seperti seharusnya.

Bukannya hendak menghakimi waktu, tapi masa hidupku terasa terlalu cepat bergulir. Dengan pemahaman-pemahaman baru ini, aku merasa membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelami diri. Hanya dengan diriku sendiri.

“Hei.. Sssttt..” sebuah suara membuyarkan lamunan panjangku. Aku menoleh, mencari asal suara. Tidak ada siapapun. Aneh.

“Ssst.. Sebelah sini !” Aku mendekat ke sumber suara, dibalik tanaman pagar. Hanya ada genangan air kotor saja.

Aku terkesiap melihat bayangan yang bergerak tidak wajar di genangan itu. Bayanganku lagi !

“Apa yang kau lakukan disini ?!” Kataku panik, takut ada orang lain yang melihatnya.

“Aku datang karena kau memanggilku. Yang lalu pun begitu kan ? Kau butuh seseorang untuk menghilangkan dahagamu akan
pertanyaan-pertanyaan yang menari-nari di kepalamu kan ?”

“Ah, memangnya apa yang sedang ku pikirkan saat ini ? Jangan sok tahu”

“Tentang pertanyaanmu kemarin, siapakah dirimu sebenarnya. Kau juga bertanya-tanya bukan ? Apa itu Tuhan sebenarnya ?”
Aih, dia membaca pikiranku lagi -_-

“Tentu saja aku mampu membaca pikiranmu, aku adalah dirimu. Ingat ? Aku akan bercerita lagi, duduklah.”
Aku mengikuti perintahnya. duduk disamping genangan kotor itu. Tak apa. Aku menutup mata, menikmati semilir angin dan ceritanya.

“Kamu tahu pertanyaan di alam kubur ai ? Man Robbuka, Siapa Tuhanmu ?”

“Mungkin jika kau ditanya di dunia, kau dengan mudahnya akan bilang “Allahu Robbi, Allah Tuhanku”. Tapi memangnya semudah itu lidah kita akan berucap di alam kubur ? tentu tidak Ai”

“Kamu tau kenapa orang kafir jahiliyah sama sekali tidak berani mengucapkan dua kalimat syahadat, Asyhadu Alla ilaaha illallah, Wa Asyhadu Anna muhammadar rosuulullah ? Karena mereka tahu konsekuensi dari syahadat ai.”

“Laa Ilaaha Illallah, Tiada Ilah (Sesembahan) yang Haq untuk disembah melainkan Allah. Sesungguhnya maknanya tidak hanya sebatas itu saja.”

“Ai, sesembahan tidak hanya sebatas kepadanya kamu beribadah. Tidak hanya sebatas itu. Zaman dahulu mungkin jelas sekali ketika kaumkafir Quraisy menyembah sesembahan lain yang berupa patung. Tipu daya setan untuk menyesatkan manusia dalam kesyirikan juga tidak kalah canggih dengan kemajuan teknologi manusia”

“Para remaja putri yang tergila-gila pada fashion, mendedikasikan dirinya pada mode yang berganti dengan cepat. Tanpa ia sadari. Hal itulah yang mendominasi hidupnya, mungkin juga tanpa ia sadari, Itulah ilahnya, sesembahannya.”

“Para lelaki hebat yang memburu jabatan, sikut kanan-kiri untuk jabatan dan kekayaan. Mungkin tanpa ia sadari, Itulah Ilahnya, tujuan hidupnya. Obsesinya pada kekayaan itulah yang menjadi sesembahannya kini”

“Mungkin kamu akan menyangkal perkataanku barusan. Tapi aku tidak mengada-ngada. Kau tahu apa syarat Syahadah Laa Ilaaha Illallah ? salah satu syaratnya adalah Cinta. Ketika kau mencintai sesuatu, lebih dari apapun. Kau tidak ingin menyia-nyiakan sedikitpun waktumu selain hanya bersama sesuatu itu bukan ? Ilah itu cinta Ai.”

“Jika kau mencintai ibumu, tentu panggilannya tidak akan kau lalaikan bukan ? Bahkan kau tidak boleh berkata “Ah, ” kepada orangtuamu. Bukan begitu ? Apatah lagi jika kau cinta pada Ilah mu, Rabb mu yang Maha Esa, Cinta yang tidak ada cinta melebihi cinta kepadaNya, Panggilan cintanya pasti akan langsung kau jawab dengan sepenuh hati.”

“Tapi kenyataannya Ai, kau masih disibukkan dengan gadgetmu saat panggilan cinta itu datang. Masih sibuk membalas pesan singkat dari lelaki yang kau sukai dibanding membalas pesan cinta Rabbmu. Tidakkah kau takut ilah mu bukan lagi Allah ?

“Istighfar ai, ada seribu ilah kini yang bathil, sedang yang haq hanya satu. Allah.. Allahu Robbuka”

Allaah ! astaghfirullah.. Maafkan kelalaianku selama ini ya Rabb.

——————————————————————————–

Makassar, 20-08-2013
Panggilan cinta Allah sudah tidak bisa didengar telinga kita, karena terlalu sering mendengar hal yang bathil. Astaghfirullah..

No comments:

Post a Comment