Sunday, May 29, 2011

Me and My Journey



Bismillahirrahmanirrahiiim..

ayo kita berceritaa....

Alkisah di sebuah negara antah berantah, hidup seorang putri kecil. putri kecil ini sangat manja, cengeng dan egois. Melihat kelakuan putri nya itu, ayahanda dan ibunda geleng-geleng kepala tak habis pikir, akan jadi apa putri mereka jika mereka tidak ada ?

Kebetulan putri mempunyai sahabat, anggap saja namanya nana, berbeda dengan putri, walaupun masih seumurannya, nana jauh lebih dewasa dan bertanggung jawab. mungkin karena pengalaman hidupnya saat menjadi yatim piatu sebelum keluarga putri mengangkatnya sebagai anak.

Akhirnyaa, ayahanda dan ibunda membuat keputusan yang amat sangat sulit. mereka menyuruh putri pergi ke negeri seberang hanya berbekal sebuah kotak bekal, tapi nana bersikeras untuk ikut dengan putri menemani perjalannya.

perjalanan putri tidak pernah berjalan mulus, tentu saja. masalah demi masalah dataaaang terus tak kenal lelah menerpa perjalanan putri.. putri capek, ingin menangis, ingin teriak,ingin segera pulang. wah, urusan ini benar-benar rumit bagi putri. tapi nana benar-benar menepati janjinya untuk terus menjaga putri.

huff, benar-benar perjalanan yang panjang. kalau aku menuliskannya mungkin tak akan ada habis-habisnya. Tapi hasil dari perjalanan selama 4 tahun itu bukanlah hal yang sia-sia..

putri belajar bahwa hidup itu tidak semudah yang ia bayangkan selama ini..
putri belajar tentang rasa malu, malu kepada nana yang lebih dewasa darinya..
putri belajar tentang bagaimana ia harus memanfaatkan waktunya sebaik mungkin..
putri belajar tentang kehilangan..
putri belajar bagaimana ia harus menghadapi masalah..
putri belajar untuk tidak cengeng sepanjang waktu..
putri belajar tentang rasa sakit, bukan hanya sakit fisik, tapi juga batin..
putri belajar tentang bagaimana harus mengambil keputusan..
putri belajar bahwa ia tidak boleh percaya sembarangan orang..
putri belajar makna keikhlasan..
putri belajar makna kesabaran..
putri belajar untuk lebih peka terhadap orang lain..
dan yang terakhir, putri belajar tentang makna cinta yang sesungguhnya..

bisa membayangkan bukan ? dari segitu banyak hal yang putri dapat tentu perjalanannya pun bukan perjalanan yang mudah..

huh, akhirnya putri capek menuliskan semua yang ia dapat dari perjalanan hidupnya itu di blog ini. oh iya, soal perjalanan itu, itu maksudnya yaa perjalanan hidup putri. bukan perjalanan layaknya musafir lho ya.. hehe

Wednesday, May 11, 2011

Belajar dari Nana



bismillahirrahmanirrahiim...

apa makna ditinggalkan ?
kalau aku yang kau tanya seperti itu, aku tak bisa menjawabnya
tapi nana pasti menjawabnya, ia telah ditinggalkan ayahnya di usianya yang baru 9 tahun

apa makna kehilangan ?
kalau aku yang kau tanya seperti itu, aku tak bisa menjawabnya
tapi nana pasti menjawabnya, ia bahkan kehilangan pita suaranya sejak umur 15 tahun

Saturday, May 7, 2011

Si Coklat itu


--------------------------------------

bismillah..
mengulang masa-masa SD ternyata tidak buruk juga, yah, sambil mempersiapkan buat ulangan hari senin, membahas besok, ternyata termenung sejenak sedikit menolong.

--------------------------------------

Cerita ini tentang si coklat manis, Yogi namanya (nama panjangnya saya lupa, maklum, kenangan pas masih SD). kalau berkaca tentang hidup dari dia, rasanya hidupku penuh kemudahan, kebahagiaan dan (harusnya) penuh kesyukuran. nah, kalau berkaca tentang perjuangan dari dia kayaknya perjuangan ku sama sekali tidak ada apa-apanya (jadi malu sendiri). kalau berkaca tentang keikhlasan dari dia, aku bisa dikategorikan sama sekali pamrih ! (walah).

begini ceritanya, aku bersekolah SD di SD kampung yang (lumayan) kumuh. kami sekelas 40 orang. kebetulan aku pindahan di sekolah itu, waktu kelas 1 cawu 2. pertama kali masuk, sepertinya tidak ada yg memberikan padaku tatapan bersahabat. hanya dia, yogi, yang dengan senyum polos nya dan hidungnya yg beringus mempersilahkan padaku kursi disampingnya yang masih kosong, terharu sekali waktu itu (hiks). aku belajar dari Kepolosannya dan keikhlasannya saat itu.

lain kali, saat itu sepertinya aku kelas 3 SD, sekitar jam 9 pagi, tidak seperti biasanya yogi tidak masuk, lalu, ada suara ketukan pintu dari luar kelas.
yogi, dengan tas kumalnya dan baju putihnya yg lusuh terlihat penuh lumpur, otomatis satu kelas menertawakannya. ia hanya tertunduk malu sambil melangkahkan kakinya ke bangku kami setelah dipersilahkan masuk oleh guruku. pas aku tanya kenapa ia terlambat,

ia menjawab :
" tadi sepeda yang dipake buat nganterin koran tiap hari bocor dijalan, jadi aku nganterin koran sambil menuntun sepeda, pas di pertigaan bubulak ada motor yg nyerempet jadi aku jatoh deh ke lumpur sama koran-korannya, jadi aku harus ke bapaknya yg ngasih aku koran, minta maaf dulu baru ke sekolah" senyum penyesalan masih terbentuk diwajahnya yang terbakar matahari.

jleb, hatiku tertusuk mendengarnya, ia bahkan tidak menyalahkan sepeda motor yang membuatnya seperti itu, kalau diingat lagi ingin nangis rasanya.

pernah kejadian lain, penasaranku sudah memuncak, aku singkirkan rasa tidak enakku padanya dan bertanya untuk apa ia berjualan koran seperti itu (yg ia ceritakan tiap pagi ia harus bangun jam 3 untuk mengambil koran tsb dari si bapak itu), mana pula orangtuanya, masa orangtuanya membiarkannya berjualan seperti itu ?

jawaban darinya lagi-lagi membuatku merasa kerdil, air mataku menetes saat itu juga.
ia menjawab :" ya buat cari uang lah ais, pan abdi teh butuh daang jeung buat sakola. mun ibu jeung bapa teh, abdi tacan pernah ketemu, anu ngasuh abdi mah om, om ge geus heunteu kerja deui" katanya dengan ringan seolah tanpa beban.

dan aku ingat, semester ke 2 si kelas 4 SD, setelah satu minggu ia tidak masuk sekolah, datang seorang bapak-bapak yang sudah agak tua mengabarkan bahwa yogi meninggal terkena hepatitis B, aku menangis sejadi-jadinya.

Ia kembali. kembali terngiang pesannya padaku waktu aku kesal karna tidak dapat juara 1 waktu kenaikan kelas 3 ke kelas 4, " yah, gapapa lah. Allah sudah tau kalo kamu teh sudah berusaha keras belajarna, hasilnya mah terserah Allah, tong marah" kos kitu atuh" katanya menyemangatiku.


-----------------------------------------

Lagi-lagi..
aku selalu silau dengan pemaknaan nya terhadap hidup di usianya yang semuda itu.
aku selalu takjub akan keikhlasannya menjalani hidupnya yang sama sekali tidak mudah
aku selalu kagum pada kegigihannya berjuang demi menuntut ilmu
aku selalu menangis tiap melihat lecet-lecet dibadannya
aku selalu sedih melihatnya sedikit terkucilkan di kelas

selalu gi.. aku harap kamu dapat SurgaNya..

-----------------------------------------

(cerita ini dimodifikasi dan nama tokohnya disamarkan)
mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya.. ^^