Monday, August 18, 2014

Mungkin Kita Belum Pantas


Bismillah,

Pemahaman-pemahaman baru yang datang ini menyerap seluruh waktuku untuk merenung. Dan fakta bahwa hari ini tidak cukup banyak waktu yang tersedia untuk merenung membuatku lemas. Iya, karena merenung berarti banyak buatku, mengisi ulang energi yang menguap dengan cepat hari ini.

Bulan agustus tiap tahunnya pasti selalu didominasi warna hitam dan putih. Setidaknya kalau kita pergi ke kampus masing-masing. Jadi ingat tahun lalu, waktu tiap hari di dominasi keluhan, umpatan dan kejengkelan luar biasa pada panitia. Tumpukan tugas yang menambah berat beban otot. Haah, rasanya baru kemarin semua ketegangan-ketegangan itu terjadi. Sekarang (mungkin) umpatan, keluhan itu salah satunya ditunjukkan kepadaku. Haha, benar-benar.

Seribu Tuhan Masa Kini


Bismillah,

Kata-kata bayanganku kemarin masih berdengung di kepalaku. Aku adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh tuhanku. Lalu, Apa itu Tuhan ?

Waktu tidak pernah berhenti untuk menunggu kita, tidak peduli walaupun kau membutuhkan jeda sejenak. Waktu tetap berjalan seperti seharusnya.

Bukannya hendak menghakimi waktu, tapi masa hidupku terasa terlalu cepat bergulir. Dengan pemahaman-pemahaman baru ini, aku merasa membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelami diri. Hanya dengan diriku sendiri.

“Hei.. Sssttt..” sebuah suara membuyarkan lamunan panjangku. Aku menoleh, mencari asal suara. Tidak ada siapapun. Aneh.

“Ssst.. Sebelah sini !” Aku mendekat ke sumber suara, dibalik tanaman pagar. Hanya ada genangan air kotor saja.

Siapa Aku Sebenarnya ?



Bismillah


“Adek kalo udah becal mau jadi astlonot” Ah, lucu sekali adik kecil cadel ini.

Sejak kecil kita sudah ditanya macam-macam soal mau jadi apa kita nanti. Waktu kita remaja, kita juga sering dihadapkan pada kegalauan masa muda, tentang pencarian jati diri. Kadang-kadang, bahkan seolah kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk pencarian jati diri. Pemakluman yang agak salah tempat.

Aku bercermin, memperhatikan jerawat kecil yang baru mulai tumbuh di tempat strategis di pipi kiriku. Haah, tadi pagi aku membaca sebuah buku fisafat. Dihalaman pertamanya ditulis, Siapakah dirimu sesungguhnya ? dalam huruf bercetak tebal.

Aku merenung, siapa aku sebenarnya ? seorang wanita ? memangnya hanya satu wanita di dunia ini ? seorang wanita bernama Aisyah ? Ah, lalu apa hebatnya itu ?

Sunday, August 17, 2014

Katanya, Pengorbanan Cinta

Bismillah, 

“Emangnya kamu tau apa soal berkorban ?!”
Aku terdiam sebentar disuguhi petanyaan retoris yang cukup menyentak itu.
Hari ini diawali dengan sebuah sesi ‘curhat’ yang agak cukup lama dari seorang sahabat jauh. Cinta memang jadi masalah paling menarik untuk diceritakan bagi remaja. Kali ini juga masalahnya cinta. Kata orang hidup tanpa cinta itu bagai sayur tanpa garam, terasa hambar. tsaaah~
“Ai, aku udah nggak tahan lagi sama dia.” tahu-tahu pagi-pagi buta begini ada chat keluhan via line. Aku jadi serasa customer service
“Lho, memang ada apa dengan dia ?”

Merdeka Berarti Kaya

Bismillah,
Momen kejayaan masa lalu kadang-kadang memang menjadi bayang-bayang manis sekaligus kenyataan yang seram. Seram dalam artian bahwa faktanya jauh lebih banyak penerus yang menyia-nyiakan nyawa yang bergelimpangan demi memberikan kita semua -sekarang- hidup yang senyaman ini. Bayang-bayang manis dalam artian bahwa, seolah rasa merdeka ini diberikan begitu saja untuk kita nikmati tanpa batasan dan tanggung jawab tertentu.
Tepat satu tahun lalu, aku mulai menuliskan cerita yang di publikasikan di blogdetik. Aku akan memindahkannya kesini :)