Bismillah,
“This little part of my life called. .
. . . REALIZE” (190712)
Thank you Allah, For Everything |
Akhirnya aku sampai pada detik ini. Setelah tarikan nafas yang
entah sudah kesekian juta kalinya aku hirup, Setelah erangan berjuta bulir
tanah dan rumput yang entah sudah berapa kali terinjak tapak-tapak kaki ku. Ini
adalah permulaan hidup yang benar-benar berarti bagiku.
Akhirnya aku sampai pada detik ini.
Detik dimana aku akhirnya sadar. Sadar bahwa setiap hal yang terjadi dan setiap
hal yang tidak terjadi padaku semuanya adalah skenario dari penulis skenario
dan sutradara terbaik sepanjang masa. Allah azza wa jalla. Alhamdulillah waSyukurillah
Setelah melewati masa kanak-kanak
yang hanya ‘sedikit’ terasa menyenangkan, aku akhirnya sadar, betapa yang
diberi oleh Allah itulah yang terbaik. Alhamdulillah
wa Syukurillah
Akhirnya aku
sadar betapa aku punya seorang Mamah yang luar biasa
Seorang ayah
yang mengajari pahit getirnya hidup dan perjuangan
Tiga orang
kakak yang mencontohkan kekuatan hati, dan semangat hidup tinggi
Seorang adik
yang membuatku merasa menjadi seorang kakak.
Waktu pertama kali mengenal huruf
dan angka, satu hal yang paling aku khawatirkan adalah tidak bisa menjumpai
wajah Mamah atau Mas akbar di balik jendela. Tapi, dari situ aku sadar bahwa
mereka selalu ada untukku. Alhamdulillah
wa Syukurillah
Saat pertama kali mendengar gemuruh
petir dan Guntur di dalam rumah tanpa melihat hujan sedikitpun, yang kulihat
hanya hujan di pelupuk mata mamah, aku kecil berjanji akan selalu menemani
mamah sampai kapanpun. Walaupun terkadang, sepertinya penyebab hujan itu yaa
aku juga.
Selanjutnya, memasuki masa-masa
sekolah dasar, hawa sekelilingku begitu tidak mengenakkan. Aku kecil sepertinya
tidak bisa beradaptasi dengan baik, aku kecil sepertinya tidak diterima dengan
ramah oleh alam. Tapi dari situ aku sadar, Allah sedang mengajariku tentang
kehidupan, tentang penderitaan, tentang tekanan, tentang kepemimpinan, tentang
kemandirian, tentang prinsip, tentang pengertian, tentang kesederhanaan bahkan
tentang kerja keras. Dan dari situ aku sadar, saat ini aku telah diberi bekal
yang cukup oleh Allah untuk menatap dunia. Alhamdulillah
wa Syukurillah
Melenggangkan kaki dari masa
kanak-kanak. Aku pun akhirnya merasakan hal yang dirasakan semua anak-anak yang
hendak beranjak remaja. Jatuh Cinta. Terlepas dari apakah yang aku lakukan
ketika aku jatuh cinta itu benar atau salah, tapi aku sadar. Allah memberiku
kesempatan untuk merasakan sebuah perasaan aneh yang seakan meledak-ledak di
dada. Allah memperlihatkanku bagaimana seharusnya aku menyikapi semua perasaan
seperti itu. Dari situ aku berterimakasih pada Allah karena kelak, aku akan
menyikapi perasaanku ini dengan anggun, dibalut dengan ridhoMu ya Allah, untuk
siapapun pasangan hidupku kelak. Alhamdulillah
wa Syukurillah.
Bahkan, menjelang ramadhan ini,
walaupun kena musibah kecil, ada hikmah di balik musibah itu. Apa ya hikmahnya
? Ssstt.. yang ini biar jadi rahasiaku saja ya ? :)
Kalau kutuliskan satu persatu
kejadian yang penuh hikamh dalam hidupku tentu tidak akan habis tulisan ini
sampai tahun depanpun. Aku sadar betapa bahagianya bisa bertemu dengan daun
cinta, awan putih, cahayaku, angin lembut, embun, prajurit bintang, mentari,
rembulan dan sang langit.. begitu banyak makna dan pelajaran yang kalian
berikan padaku. Terimakasih. Walaupun aku baru sadar sekarang, aku harap belum
terlambat menyampaikan rasa terimakasihku pada kalian semua.
Terimakasih
semuanyaa.. Alhamdulillah wa Syukurillah.
Happy fasting:)
Waaaah peri hujaaan ^_^
ReplyDelete^_^
Deletenice :) bersyukur, saya hampir lupa dengan hal itu belakangan ini. makasih sudah diingatkan :)
ReplyDeletesama-sama :)
Deletemerasa turut memetik hikmah itu, meski rahasia, hmm....
ReplyDelete