Tuesday, July 17, 2012

Dandelion untukmu

Bismillah

Dandelion, terbanglah.. sampaikan pesan ini padanya


Gelap. Aku mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku sekarang. Aku memandang ke sekelilingku. Hijau. Dihadapanku saat ini ada sebuah nisan. Jangan Tanya nisan siapa. Disana hanya ada sebuah kata. MEMORI. Tanpa tanggal lahir maupun tanggal kematian. Aku ingin bertanya pada siapapun yang bisa aku Tanya tapi aku terkejut mendapati diriku di bukit hijau berumput yang luas ini sendirian. Bahkan burung-burung kecil dan semut pun tidak bisa kutemukan.

Mengapa aku bisa ada ditempat seperti ini ?! Aku panik !
Aku mulai berjalan meninggalkan nisan diatas bukit itu, berjalan dan terus berjalan. Tapi mengapa aku tetap tidak menemukan siapapun atau apapun. Tidak ada daun cinta, tidak ada awan putih, tidak ada embun. Tidak ada siapapun disini. Langkahku bertambah cepat melihat sebuah siluet tinggi. Aku mulai berlari kecil sekarang, mendapati sebuah bayangan. Lega rasanya.

Hei, tolong bantu aku.. aku tidak bisa menemukan jalan keluar dari sini. Tidak ada pintu bertuliskan exit berwarna merah disini, ah, disini bahkan tidak ada sama sekali pintu ! tolong aku.. aku ingin pulang”

“…..” bayangan itu tidak berbicara sama sekali.

“Hei siapapun kamu, tolong jawab aku. Bagaimana caraku keluar dari tempat ini ?” bayangan itu bergerak  menjauh.

“Jangan tinggalkan aku ! tolong ! bantu aku !” aku  panik berlari mengejarnya. Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku. Aku terus berlari mengejar sambil memanggilnya.

“heii.. ! tunggu aku ! tolong bantu aku keluar dari tempat ini ! TUNGGUUUUUU !” aku berteriak sekencang yang aku bisa. Berhasil. Ia berhenti dan mulai mendekat padaku. Kini aku bisa melihat wajahnya. Seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah rupawan lah pemilik bayangan itu.

“Hhhh.. syukurlah kamu bisa mendengarku. Bolehkah aku bertanya ? bagaimana cara keluar dari tempat ini ? tempat ini tenang tapi sepi. Sunyi dan sepi adalah dua hal yang paling tidak aku sukai didunia ini.”

“….”

“lagi-lagi kamu tidak menjawab. Apa kamu tidak bisa bicara ?” aku mulai kesal padanya.

Tiba-tiba saja tubuh tinggi itu memelukku erat. Aku mencoba melepaskan diri dari dekapannya.

“Hei ! apa yang kamu lakukan ?”

‘Aku tidak bisa mengerti bahasamu. Aku tidak mengerti satupun kata-katamu. Tapi, aku bisa memaknai nya dengan hati. Bicaralah padaku dengan hatimu. Aku pasti menjawabnya’

Aku berdiri mematung di dekapan pria itu. Aku bisa mendengar suaranya di dalam otakku. Aku tahu ia sama sekali tidak menggerakkan bibirnya. Dia seperti sudah menjadi bagian dalam tubuhku. Aku merasa nyaman dipelukannya. Astagaa, apa yang kupikirkan ?  Aku mencoba berkonsentrasi untuk berkomunikasi dengannya. “Huuh” aku menghembuskan nafas pelan.

‘Baiklah. Kamu bisa mendengarku ?’

‘Tentu saja pelangiku’

‘Darimana kamu tahu namaku?’

‘Aku mengetahui semua tentangmu. Sudahlah, apa yang ingin kamu tanyakan padaku?’

‘Err~ baiklah..  dimana kita sekarang ? bagaimana caraku bisa pulang?’

‘Aku juga tak tahu dimana kita berada pelangi. Tapi aku bisa mengantarkanmu pulang. Hanya saja….’

Jeda sejenak. Ia seperti enggan melanjutkan perkataannya.

‘hanya saja apa ? ayolah.. katakan saja. Aku ingin pulang’
‘Sabar dulu. Ada satu cara agar kamu bisa kembali pulang, hanya saja, aku tidak akan bisa selalu disisimu. Ketika kamu pulang, aku akan berada jauh sekali dari tempatmu. Ketika kamu merindukanku, aku tidak bisa langsung datang menemuimu. Ketika kamu membutuhkanku, aku tidak bisa langsung berlari memelukmu’

Deg ! Aku baru saja mengenalnya, tetapi mendengar perkataannya barusan mataku terasa panas. Astaga, perasaan macam apa ini?

‘Sebenarnya siapa kamu ? mengapa sepertinya aku sudah lama mengenalmu ? apa yang kamu bicarakan ? dan mengapa jika aku pulang kamu tidak bisa selalu disisiku ?’

‘Ssstt.. aku tidak akan memaksamu mengingatku. Aku juga tidak bisa bilang alasan kenapa aku tidak bisa selalu menemanimu. Tapi jika kamu merindukanku, kamu hanya perlu menengadahkan kepalamu, kamu bisa menemukanku disana. Nah, sekarang pejamkan matamu pelangi’

Aku menuruti kata-katanya. Aku pejamkan mataku masih sambil di dekapnya. Gelap, lagi-lagi. Perlahan tapi pasti aku mulai merasakan lengannya mengendur. Aku ingin mencegahnya. Entah mengapa lengannya terasa pas ketika mendekapku. Ada rasa kehilangan yang menganga di rongga dadaku. Ah, perasaan macam apa lagi ini ?

‘Sekarang, bukalah matamu pelangiku’

Aku mengerjap-ngerjap cepat. Pupil dan irisku mulai terbiasa dengan keadaan gelap-terang yang tiba-tiba seperti ini. Mataku dengan cepat mengamati sekeliling, aku mengenali ini. Rumah. Mataku masih bergerak mengamati semua, mencari keberadaanmu. Tapi aku tidak bisa menemukan keberadaanmu sama sekali.

‘Kamu dimana ?’

Tidak ada yang menjawab.

Kamu dimanaaa.. ?!” Aku berteriak memanggilmu. Tetap tidak ada jawaban. Aku lemas. Kehilangan keberadaanmu menyedot habis tenagaku. Lalu aku teringat pesanmu. Jika aku merindukanmu, yang harus ku lakukan adalah menengadahkan kepala. Aku menengadahkan kepala, dan semua memori singkat kebersamaan denganmu seperti terputar kembali. Kini aku ingat semuanya. Kamu adalah langit, tempat terakhir pelangi bersemayam dengan indahnya.

Aku memetik setangkai dandelion di pekarangan rumah, untuk mengantarkan pesanku untukmu.
Hei dandelion, terbanglah sampai ke langit, sampaikan pesanku ini padanya. Terimakasih atas semuanya selama ini. Aku sungguh bersyukur bertemu dengannya. Dimanapun langit berada sekarang dan seterusnya, sampaikan berjuta-juta rasa terimakasihku ini.
“Terimakasih untuk segalanya”


.::. Syafaakallah, Laa ba'tsa thahuurun, Insya Allah .::.

10 comments:

  1. Salam dari awan putih juga untuk langit...

    ReplyDelete
  2. iyaaa~ akan aku sampaikan awan putih <3

    ng, awan putih sakit ya ? syafaakillah yaa adiikku cantik..

    ReplyDelete
  3. ng? darimana tau? -_-"
    hahaha aamiin...
    syukron, kk ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. dari daun cintaa.. :P
      Aamiin.. disaa, salam balik dari langit buat disa ^^

      Delete
  4. dan angin pun di lupakan begitu saja.. Ya, sungguh! angin sudah tak sanggup lagi menahan semua ini.. Ia seperti tak berarti apa apa bagi pelangi.. Aku ingin bertanya, apa salah angin? apa kurangnya angin? yang ku tau ia hanya ingin menolong pelangi di masa lalu yang ku tau ia menaruh semua cita - citanya di balik indahnya pelangi. Sungguh kau akan menangis melihat keadaannya sekarang! hanya bisa terbaring di balik selimut di kasur. mencari kehangatan yang sudah lama tidak ia dapat. Kurang kah kesetiaan yang ia kasih? kurang kah cinta yang dia beri? Atau ini hukuman buat dia? Tega nian yang beri dia hukuman badai seperti ini. Ia masih kecil! ia masih kerikil bukan besi! jika masalah ini di buat untuk menempa dia yang ada ia hancur berkeping keping! maaf, aku hanya iba padanya yang kurus kering dengan mata bengkak dan hati yang berceceran. pikirkan kembali, jangan sampai semua terlambat. Jangan sampai kau jadi fitnah dan cobaan terberatnya di akhirat kelak. kau wanita, tunjukkan sedikit simpati mu, toh dia bukan penjahat yang pantas di perlakukan seperti itu! atau jangan jangan kau ingin membagi perasaan di masa lalu mu padanya? perasaan di khianati? aku yakin kau berkata tidak! Tapi lihat detik ini! apa tetap kau mau mengelak? tidak ada kata terlambat untuk mengubah segalanya, Aku rasa tidak ada mimpi besar lagi di benaknya, kebahagiaan baginya hanya kamu, hanya kamu.
    dari orang yang selalu mengagumi mu dan dia.

    ReplyDelete
  5. suka kata2Ny... ^^
    btw, maaf mau nanya. backsoundNy juduLNy apa yah ??
    saya jg suka... :D
    terima kasih.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasiiih dyah cantik :)
      judulnya : kiss the rain

      sama-sama.. ^^

      Delete
  6. entah kenapa, suka sekali dengan tulisan ini.
    maaf aku tiba-tiba nongol,aku nemu blog ini ngga sengaja, dan langsung jatuh cinta.
    tetap semangat menulis kak ^^ dan terimakasih untuk kata-katanya yang menginspirasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah ada yang suka sama tulisannya, makasih ya Djongup Matoki :)

      semoga kamu jugaa sukses sama Little Piece of My Life nyaa :)

      Delete