Wednesday, January 1, 2014

Beyond Our Story

Bismillah,
Fall~


I’m sorry, I can’t go out with you.. I just realize that there’s someone else I deeply in love

“….”

Aku ingat sekali kata-kata ini. Kata-kata yang selalu jadi turn over- anti klimaks dari cerita cinta picisan ala komik. Ceritanya pria pemeran utamanya terlambat menyadari kalau dia sudah jatuh cinta sejak lama pada teman sepermainannya, si pemeran utama wanita dan terlanjur menjalin cinta dengan seorang wanita figuran.

Lalu si pria pergi mengejar pemeran utama wanita dan jeeeeng, happy ending. Pemeran utama wanita dan pria saling mencintai dan hidup bahagia.

Yang sampai sekarang tidak pernah diceritakan adalah, bagaimana perasaan wanita figuran yang ditinggalkan begitu saja ? Cerita cinta bahagia sang pria membawa sengsara bagi wanita ini. Malang sekali nasibnya.

Disadari atau tidak That kind of thing really happen in our real life. Ada kalanya, kebahagiaan kita justru berarti kesedihan untuk orang lain dan sebaliknya. Contoh yang paling nyata, tentang poligami.

Omong-omong, kemarin aku menangis lagi, semalaman penuh. Karena tinggal seorang diri di rumah yang sunyi itu benar-benar tidak enak. Bukan, aku bukan menangis karena aku. Aku menangis karena membayangkan betapa menderitanya Ayah dulu, hampir setiap hari aku pergi meninggalkan ayah sendirian di rumah ren.  Ayah pasti dulu kesepian sekali, ayah pasti menangis. Aku merasa menjadi anak yang benar-benar tidak berguna ren. Aduh~ aku malah curhat, Maaf.

Ren, aku kadang memosisikan diriku sebagai orang lain (walau aku sering lupa memosisikan diriku sebagai kau). Aku berpikir bagaimana perasaanku jika aku menjadi adik tiriku atau ibu tiriku, apa yang mereka pikirkan ? apa mereka bahagia (diatas tangisan ibuku?) atau mungkin adik tiriku itu juga merindukan sosok seorang ayah ? entahlah.

Ren, kebencian kadang membuat aku menutup mata pada keseluruhan cerita yang tersisa. Mungkin kisah yang ku perankan agak menyebalkan, tapi kisah mereka mungkin bahagia (dengan mengabaikan desah pilu ku). 

Kebencian membuat kita menolak kebenaran, selogis apa-pun itu. Karena ilmu ku, apa yang aku ketahui tidak ada seujung kuku pun dibandingkan ilmu-Nya Allah, skenario hidup yang Allah pilihkan untuk ku.

Aku juga kadang berpikir hidup tidak adil, aku juga ingin keluarga biasa yang harmonis. Aku ingin merasakan bahagianya. Tapi skenario Allah ternyata jauh lebih indah, sadar atau tidak, hal ini lah yang mempertemukan takdir kita. Untukmu juga ren, semua pasti akan indah. Kalau tidak saat ini, mungkin kelak di tempat kebahagiaan abadi. Percayalah :)

Ren, aku tidak ingin kau menolak sunnah Rasul. Banyak yang menentang poligami tapi malah melakukannya. Aku ingin kau menerimanya, tapi tidak melakukannya, hehehe. 


:: Makassar, 1-1-14 ::

Ai, I’ve decided
“Memutuskan apa Har ?”
I’ve decided to broke up with my current girlfriend
“Apa ? Putus sama Eli ? bukannya kalian sebentar lagi menikah ?”
I think I fall for Ika, Eli's kinda boring. She ask me to marry her. She is cute, isn't she ?

-__- not again -_-

No comments:

Post a Comment