Monday, May 20, 2013

Sepucuk surat keempat

Bismillah,
I do love rain, and i do love you (picture)
"Aku yang salah, aku hanya terpaku pada awal. Aku bahkan tidak menyadarinya. Bagaimana kau mempersiapkan diri untuk sebuah akhir" -Love Rain-


Semua orang memberikan surat untuk seseorang yang mereka pikirkan. Sepertinya sedang nge-trend kak saat ini. Aku juga tidak mau kalah kak, aku ingin menuliskan beberapa kata dariku untukmu. Bolehkah ? walaupun ini surat keempat, tiga yang lain mungkin tak pernah sampai padamu. Aku tidak mengirimkannya.

Disini hujan kak, aku mulai rindu rasanya berada diantara hujan, kamu dan hening. Memang tidak lebih luar biasa daripada imajinasi symfoni elegi, atau lebih syahdu dari remah kertas milik mereka. Tapi heningmu saja sudah cukup membuat lututku tak mampu berdiri tegak.

Mungkin seluruh penduduk galaksi beputar berirama sembari menertawakan kenaifanku. Ah tidak, bahkan aku sadar, partikel atom saja tak mampu menyembunyikan tawanya. Entahlah, aku naif karena aku terlalu terpaku pada awal. Tidak sepertimu.
Ada yang berdegup-degup di jantungku, aku tahu itu cinta. Tapi kak, mengapa mereka menatapku heran ? Apa ada yang salah ketika seorang gadis remaja jatuh cinta ? Mereka hanya tidak ingin mengerti.

Hah, maafkan aku kak. Aku terlalu sering membuat spekulasi-spekulasi aneh di dalam otak-ku. Mungkin bagimu berlebihan, tapi tidak bagiku. Ini satu-satunya cara agar aku tidak meleleh. Kau tahu ? wanita jauh lebih membutuhkan kepastian dibandingkan es krim dan coklat.
Hujan tidak pernah sekalipun mengantarkan pesanku padamu, tidak juga angin. Mereka bersekongkol dengan waktu untuk mematahkanku. Aku tidak akan menyerah, entah kamu sadar atau tidak, dalam hening aku sudah mengucapkan semua kata itu. Tak masalah jika kau tak membalasnya, atau bahkan tak mendengarnya. Karena mengungkapkannya saja sudah cukup membuat dadaku bergetar hebat.

Oh iya, aku masih ingat janji kelingking kita waktu itu. walaupun kau bukan burung camar yang bisa langsung datang kemari begitu aku merindukanmu. Tapi janji itu saja sudah cukup kak, setiap detik kelingking kita bertautan sudah aku abadikan erat dalam memori otak ku. Terimakasih.
Maaf membuatmu bingung dengan suratku kali ini, aku hanya mengingat hari ini, satu pekan sebelum setahun lalu kamu menampakkan pesona yang membuatku jatuh. Dan maaf juga untuk menceracau tidak jelas kepadamu lewat kertas lusuh ini. Kadang merindukanmu memang membuatku kurang waras.



Teruntuk kamu,
dari orang yang bejanji untuk tidak mencintaimu melebihi cinta padaNya, namun selalu gagal.

14 comments:

  1. Rindu selalu punya banyak wajah dalam kata-kata. Salah satu cara merayakan rindu adalah menuliskannya. Membaca kerinduanmu pada"nya" mendadak membuatku juga merindukanmu. Ya, kita sudah tidak lagi pernah bertemu! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahaha, kak.. belum 24 jam kau menuliskan ini dan kita benar2 bertemu x) Allah juga melihat ini berarti xD senang bisa berjumpa denganmu tadi :3

      Delete
  2. Replies
    1. Jika dibandingkan milikmu, punyaku tidak ada apa2nya kakakku yang manis :)

      Delete
  3. Replies
    1. Ahahaha, samaa ajaa kali kak.. di sidrap jaringan internet lancar kak ?

      Delete
  4. Sukaa! ^^ Pelangiku, masihkah kau bersinar dengan ceria seperti dulu :) kangen dengan peluk senyummu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe.. untukmu ? tentu saja.. aku benar2 kangeeeen cahayakuuu x) kalo aku main ke jubel nggak ketemuu kak mayaa x(

      Delete
  5. Replies
    1. wkwkwkwk, merinding kenapa kak uchank ?

      Delete
    2. merinding membayangkan bagaimana seluruh penduduk galaksi tertawa.

      janji kelingking?
      aw..

      Delete
    3. ahaha, bukannya itu malah.... romantis ?

      Delete