Manis ♥ (sumber gambar) |
Hari ini, mau sedih juga percuma, sia-sia saja..
mau menangis pun tidak berarti apa-apa, jadi untuk apa ?
katanya : buat apa kalau hanya menambah kegelisahan ?
buat apa kalau hanya menambah beban amanah ?
buat apa jika pada akhirnya malah menjauhkan hati dari yang Maha empunya hati ?
***
Pesan ini kutulis untuk putri cahayaku di negeri matahari.
apa kabarmu cahayaku ? apa kabar pangeran sakura ? aku harap hatimu tidak terpaut padanya. >.<
Cahayaku, aku rasanya ingin menangis saat ini. Alasannya ? ng~ entahlah. aku juga tidak tau alasannya apa. terlalu merindukanmu mungkin ? :D
Putri cahaya, hal yang paling membuatku merasa 'galau' adalah tanggal-an yang sudah kulingkari berbentuk hati berwarna merah, tepat di-angka 15, menyiapkan sesuatu dan pada akhirnya tidak bisa mengantarkannya pada orang yang dituju karena badan tidak mau berkompromi barang sebentar saja.. T^T
hari itu hujan, ketika aku mengingatmu dan akhirnya hanya mendesah, berdo'a dalam hati, berharap hujan menyampaikan pesan cintaku padamu. sampaikah ?
"Semoga putri cahaya semakin bercahaya dengan kehadiran pangeran cahaya #lho?"
Cahayaku, ganti topik ya? :D Dulu ketika ada sesuatu hal yang amat menggelisahkan hatiku secara otomatis alam bawah sadarku menyuruhku mendatangimu, menceritakan semua keluh-kesah dan akhirnya perasaan lega itu datang dengan sendirinya. Tapi, bukankah sekarang aku sudah beranjak dewasa ? masih pantaskah kalau aku terus-terusan mengadu padamu ? ah, sepertinya sampai kapanpun aku akan merepotkanmu. maafkan aku.
Cahayaku, dulu kau pernah bilang, jalan ini memang berat. Tapi, ada saudari-saudariku yang akan saling menguatkan insya Allah, ada ukhuwah yang akan me-regenerasi kembali niat dan semangat yang luntur. -kau berkata begitu berkali-kali saat aku berkali kali juga hampir memustuskan mundur- kenapa jalan ini sulit sekali?
Aku hampir saja berpikiran untuk mundur. memang karena imanku sedang berfluktuasi dan mungkin -naudzubillahi min dzalik- sedang berada di titik terendahnya.. sekarang tidak ada lagi ceria-nya awan putih untuk menggenapkan semangat yang tinggal satu-dua. Tidak ada lagi hangat pelukan dari jingga yang merekahkan senyum perjuangan, tidak ada lagi wajah teduh dari angin lembut yang bisa kembali membuat lurus niat. tidak ada lagi tawa ceria-mu yang mengubah hujan menjadi cinta.. aku berjuang tanpa kalian sekarang, rasanya suliiiit sekali.. Kenapa jalan ini terasa sepi sekali ?
Putri cahaya, bolehkan kalau aku meminjam cahayaku sedikit saja, untuk memberi tahu pada pemilik kegelapan bahwa ada secercah cahaya disini. aduh, aku mulai bingung bagaimana menyampaikan perasaanku padamu, aku memang tidak pandai berkata-kata. tapi intinya adalah : aku hampir menyerah, jalan ini terlalu pahit. bahkan yang dahulu menguatkan-ku sekarang berada di tepi jurang yang berbeda. lantas apa yang harus aku lakukan putri cahaya?
Aku melamun sambil mengingatmu. oh iya, kau pernah berkata.
"pelangi, jalan ini memang pahit. kenapa ? karena surga itu manis"
cahayaku, satu kata itu kembali datang padaku. rindu. kapan lagi bisa bertemu denganmu ?
.::. galau tingkat tinggi .::.
No comments:
Post a Comment