Bismillah,
It just happen by its own |
"Perempuan.... memang ditakdirkan untuk menunggu !" -Kau-
Sinar
mendatangiku lagi hari ini. Dengan helaan nafas panjang seperti biasa.
"Kenapa
?" aku bertanya tanpa memandang ke arahnya –masih sibuk dengan buku ditanganku
Ia menggeser kursinya tepat menghadap kearahku "Kamu yang paling tahu kenapa". Menghela nafas lagi -itu sudah helaan nafas ke-empat pagi ini.
“Dia lagi ?” Ekor mataku melirik ke pemilik radar di ujung sana,
yang dengan segera menolehkan wajah dan melambai ke arah kami. Tersenyum.
“Bukan. Masih masalah yang sama. Tapi kali ini.. bukan dia” sinar menggigit bibir bawahnya.
“Lantas ?”
“Kali ini.. orangtuaku, dan beberapa lelaki pilihan mereka” Desahan itu muncul lagi.
“Ceritakan padaku. Dan kali tolong, bisa kau hentikan helaan nafasmu itu ? kau mulai terdengar seperti orang asma” Aku menutup buku hijau tebal itu dan mencondongkan wajahku ke arahnya.