Sunday, July 10, 2011

Journey #Lautan Cahaya

Bismillahirrahmanirrahiim..


Pengantar : Sebelumnya lisan dan raga ini ingin mengucapkan terimakasih yang melimpah kepada kakanda.. mas agus dan kak kiki. Thank you sooooooooooooooooo much. It’s the best day ever. Ini perjalanan terpanjang dalam cerita liburanku. Indah memang. Tapi, ini mungkin yang pertama dan terakhir kali dalam 16 tahun hidupku. Aku menikmatinya. Sungguh. Arung jeram, halilintar, tornado, kicir-kicir. Semuanya. Aku “sangat” menikmati semua kesenangan ini. Makanan enak dan souvenir mahal. WOW. Cuma tu yang bias ku katakan. Tapi, tetap saja, ada yang salah. Ini sih bukan aku banget. Aneh sekali merasakan ini semua. Tapi meyakinkan diri bahwa ini liburan. NIKMATILAH ^^



Latar belakang penulisan #ahapasih : 1). Tentang cerita dari Le’mus, bahwa anak-anak didesa sungguh malang nasibnya. Semua kekayaan, kesenangan. Semuanya hanya berputar dalam satu titik kecil yang berpendar. Jakarta. Satupun tak ada ke-hura hura-an yang mereka rasa *jangankan hura-hura, untuk makan saja susah* 2). Saat melihat sosok tua, yang seharusnya tinggal di rumah yang asri dan sejuk menikmati hari tuanya, malah menarik sebuah gerobak sampah. Wajah letihnya terlihat begitu lesu, ikut berkompetisi melewati jalanan macet. Ukh, menyesal tak membawa sepeserpun. 3). Terjebak dalam kemacetan di atas Fly Over, melihat bintang-bintang yang menginjak bumi. Mempesona. Tapi sang bintang sejati malah tak kunjung menampakkan batang sinarnya.

Lautan Cahaya tak Pernah Sampai Padanya.

Entah mengapa bintang sama sekali enggan datang malam ini

Ini sudah terlalu larut, mana mungkin mereka masih betah dengan peraduannya ?

Oh, aku tau.. mereka bukan terlalu betah.

Mereka hanya terlalu jengah.

Mereka minder. Kehilangan percaya diri nampaknya.

Mereka kalah oleh lautan cahaya dibawah sana.

Ia terlalu bersinar. Cantik sekali. Seperti jutaan kunang-kunang. Ingin kutangkap satu untuk oleh-oleh..

Mereka marah pada gedung-gedung tinggi.

Ia terlalu angkuh dan sombong. Hingga berani mencakar-cakar langit. Kediaman milik mereka.

Mereka sepertinya sebal pada papan-papan billboard itu.

Mengalihkan perhatian insan yang hendak melirik mereka, bahkan para insan itu lebih tertarik pada papan yang bersinar. Hhh.. Bintang sejati hampir putus asa.

Agar sang bintang tidak bunuh diri karena putus asa, aku memanggilnya

“Wahai bintang, bolehkah aku minta sesuatu darimu ?” Tanyaku

“Apa itu ?” Jawab sang bintang

“Aku ingin kau tetap bersinar. Tidak, bukan disini. Bukan tempat dimana tingginya bianglala hampir mencapaimu” Kataku

“bukan juga tempat dimana hotel-hotel berbintang. Maksudku, hotel deluxe mengalahkan posisimu dalam melepas penat” lanjutku

“apalagi tempat dimana orang-orang bahkan tak mempedulikanmu sama sekali sangking terlenanya oleh langit berpendar lainnya” timpalku

“Lalu dimana tempatku ?” Tanya sang bintang bingung

“aku ingin kau tetap bersinar dihati mereka” kulemparkan senyum termanisku padanya sambil menunjuk segerombol anak-anak yang berlari riang di tengah pematang sawah.
Di potongan bumi yang lain.

“Mereka, calon bintang masa depan. Lautan cahaya itu tak pernah sampai pada mereka. Lautan cahaya itu hanya berputar ditempat seperti putaran galaksi yang dilihat sejauh 600 km cahaya jauhnya. Kau akan membuat mereka bermimpi. Bermimpi menemukan tetesan lautan cahaya dan membuatnya dengan tangan mereka sendiri” ucapku berapi-api

“Aku tidak mau !” tolaknya

“hah ? mengapa ?” tanyaku tak mengerti.

“Mereka pasti akan seperti penghuni lautan cahaya itu. Tak akan pernah lagi mempedulikanku. Aku pasti menjadi yang terbuang lagi !” serunya sedih.

“Tidak akan bintang. Mereka adalah penerus kami. Orang yang peduli padamu. Mereka akan selalu memandang kagum kearahmu. Dan saat siang, mereka menyimpanmu dihati mereka. Karena engkaulah motivator terhebat mereka.”

“Sungguh?” sang bintang menghela napas. “Baiklah kalau begitu. Lalu siapa sebenarnya mereka ?” lanjutnya

“Mereka adalah anak-anak yang menggantung-gantung dibawah grafik garis kemiskinan. Kalau saja pegangan mereka tidak kuat, maka mereka tentu akan terjun bebas kebawah. Mereka berada ditempat saudaramu, sang Alam, tempat dimana gunung tinggi asri menjulang. Pantai bersih tak tersentuh tangan jahil. Sungai-sungai yang airnya tak pernah lelah bermain kejar-kejaran”

“Mereka, Anak Desa yang berkilau. Lebih berkilau dari sinarmu”
Kesimpulan dan saran : Ini lebih didedikasikan untuk diri sendiri. Kamu adalah generasi muda berbakat, siapapun, kapanpun, dimanapun. Yang perlu kau lakukan adalah mendongak kan kepalamu keatas dan lihat. Betapa indahnya alam yang dicipta Rabb-mu. Jangan sekalipun disia-siakan. Dan rasa syukur itu akan mengantarmu pada gerbang sukses #jika kamu memaknainya dengan kaffah. Bersyukur membuatmu lebih toleransi. Syukur pasti membuat hidupmu bahagia, lebih dari apapun sebelumnya. Bersyukur, Tadabbur Alam. Insya Allah.

Kata Penutuo #nyahnyahnyah : Mau cerita sedikit nih #curcol. Aku mulai sekolah lagi tanggal 11 Juli, tapi, aku baru pulang kemakassar tanggal 20 Juli. Innalillah.. padahal kan kelas tiga menunggu di depan mata.. Hiks.. mungkin satu tahun kedepan bakalan sedikit sekali (mungkin tidak ada) entry baru.. semangat B.E.L.A.J.A.R………!!!
*tambahan : kata mas dan mama : good bye ekstrakurikuler (wave)

8 comments:

  1. Salam semangat untuk generasi masa depan, kita BISA...

    ReplyDelete
  2. sebenarnya aku bingung dek, :?
    hhe...tapi over all. lucu...
    aku suka 2 paragraf akhir nya :)
    semangat yah...

    selamat belajar, smoga cita2 nya buat jadi dokter tercapai :)

    keep.writing,
    *menulis itu bisa kapan saja kok dek, dan jangan sampai waktu belajarmu mengganggu waktu menulismu...hahaha #devil !!! hihih...

    ReplyDelete
  3. kak budiman as'ady : okee.. salam semangat juga ! ^^
    anonymous : ga suka ? hiks.. emang sih tulisanku jelek.. makasih ya infonya ^^ semoga lain kali bisa ga jelek :)

    ReplyDelete
  4. kak awa : bingung kenapa kak ? hehe.. tulisanku emang membingungkan siih.. :P
    oke.. oke kak..
    ^^

    ReplyDelete
  5. Nggak suka kalo nggak nulis lagi! Andai stop nulis sekarang nanti bagai memotong tunas pisang yang sedang tumbuh! Masih banyak pelajaran yang belum di dapat selama menulis! Belum, jadi plis jangan setop nulis! Oke oke.....! A2IL

    ReplyDelete
  6. Anonymous : iya.. insya Allah nulis jalan terus ^^ makasih motivasinya ^^

    ReplyDelete