Saturday, May 7, 2011
Si Coklat itu
--------------------------------------
bismillah..
mengulang masa-masa SD ternyata tidak buruk juga, yah, sambil mempersiapkan buat ulangan hari senin, membahas besok, ternyata termenung sejenak sedikit menolong.
--------------------------------------
Cerita ini tentang si coklat manis, Yogi namanya (nama panjangnya saya lupa, maklum, kenangan pas masih SD). kalau berkaca tentang hidup dari dia, rasanya hidupku penuh kemudahan, kebahagiaan dan (harusnya) penuh kesyukuran. nah, kalau berkaca tentang perjuangan dari dia kayaknya perjuangan ku sama sekali tidak ada apa-apanya (jadi malu sendiri). kalau berkaca tentang keikhlasan dari dia, aku bisa dikategorikan sama sekali pamrih ! (walah).
begini ceritanya, aku bersekolah SD di SD kampung yang (lumayan) kumuh. kami sekelas 40 orang. kebetulan aku pindahan di sekolah itu, waktu kelas 1 cawu 2. pertama kali masuk, sepertinya tidak ada yg memberikan padaku tatapan bersahabat. hanya dia, yogi, yang dengan senyum polos nya dan hidungnya yg beringus mempersilahkan padaku kursi disampingnya yang masih kosong, terharu sekali waktu itu (hiks). aku belajar dari Kepolosannya dan keikhlasannya saat itu.
lain kali, saat itu sepertinya aku kelas 3 SD, sekitar jam 9 pagi, tidak seperti biasanya yogi tidak masuk, lalu, ada suara ketukan pintu dari luar kelas.
yogi, dengan tas kumalnya dan baju putihnya yg lusuh terlihat penuh lumpur, otomatis satu kelas menertawakannya. ia hanya tertunduk malu sambil melangkahkan kakinya ke bangku kami setelah dipersilahkan masuk oleh guruku. pas aku tanya kenapa ia terlambat,
ia menjawab :
" tadi sepeda yang dipake buat nganterin koran tiap hari bocor dijalan, jadi aku nganterin koran sambil menuntun sepeda, pas di pertigaan bubulak ada motor yg nyerempet jadi aku jatoh deh ke lumpur sama koran-korannya, jadi aku harus ke bapaknya yg ngasih aku koran, minta maaf dulu baru ke sekolah" senyum penyesalan masih terbentuk diwajahnya yang terbakar matahari.
jleb, hatiku tertusuk mendengarnya, ia bahkan tidak menyalahkan sepeda motor yang membuatnya seperti itu, kalau diingat lagi ingin nangis rasanya.
pernah kejadian lain, penasaranku sudah memuncak, aku singkirkan rasa tidak enakku padanya dan bertanya untuk apa ia berjualan koran seperti itu (yg ia ceritakan tiap pagi ia harus bangun jam 3 untuk mengambil koran tsb dari si bapak itu), mana pula orangtuanya, masa orangtuanya membiarkannya berjualan seperti itu ?
jawaban darinya lagi-lagi membuatku merasa kerdil, air mataku menetes saat itu juga.
ia menjawab :" ya buat cari uang lah ais, pan abdi teh butuh daang jeung buat sakola. mun ibu jeung bapa teh, abdi tacan pernah ketemu, anu ngasuh abdi mah om, om ge geus heunteu kerja deui" katanya dengan ringan seolah tanpa beban.
dan aku ingat, semester ke 2 si kelas 4 SD, setelah satu minggu ia tidak masuk sekolah, datang seorang bapak-bapak yang sudah agak tua mengabarkan bahwa yogi meninggal terkena hepatitis B, aku menangis sejadi-jadinya.
Ia kembali. kembali terngiang pesannya padaku waktu aku kesal karna tidak dapat juara 1 waktu kenaikan kelas 3 ke kelas 4, " yah, gapapa lah. Allah sudah tau kalo kamu teh sudah berusaha keras belajarna, hasilnya mah terserah Allah, tong marah" kos kitu atuh" katanya menyemangatiku.
-----------------------------------------
Lagi-lagi..
aku selalu silau dengan pemaknaan nya terhadap hidup di usianya yang semuda itu.
aku selalu takjub akan keikhlasannya menjalani hidupnya yang sama sekali tidak mudah
aku selalu kagum pada kegigihannya berjuang demi menuntut ilmu
aku selalu menangis tiap melihat lecet-lecet dibadannya
aku selalu sedih melihatnya sedikit terkucilkan di kelas
selalu gi.. aku harap kamu dapat SurgaNya..
-----------------------------------------
(cerita ini dimodifikasi dan nama tokohnya disamarkan)
mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya.. ^^
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
suka...
ReplyDeletekadang yang sudah dewasa belum tentu bisa. moga tetap diberi semangat dan Istiqomah...
Bismillah
ReplyDeleteSubhanallah.. Kisah yang menarik.
Hm, Hepatitis B yaa.. terlalu capek berarti.. Tapi masyaALLAH, semua terjadi untuk yang terbaik :)
dimasAdy : syukron ^^ yap.. amiin.. semoga tetap istiqomah..
ReplyDeletekak Maya : iya, hiks.. mudah"an dia masuk Surga kak.. :'(
Siapa itu si coklat?
ReplyDeletetanpa nama : yee, baca dulu dong. he's my elementary mate.. :D
ReplyDeleteSubhanaLLaah . . .
ReplyDeletekisah yang membuat buLu kudukku merinding..
banyak yang berLaLu daLam hidup kita tanpa mau kita terdiam sejenak menikmati keindahan...
seteLah dia pergi,baruLah tersadar bahwa dia memang sosok yang menjadi panutan . .
tetap berjuang, "si cokLat" akan bangga ketika dia mengetahui bahwa yang diLakukannya seLama ini membawa manfaat dan motivasi bagi orang-orang di sekitarnya,, ingatLah manfaat akan amaL jariyah,, amaL yang tidak akan pernah terputus seLama kita yang menjaLankannya . ..
anonymous : iya.. amin.. amin ya Allah..
ReplyDelete