Bismillah,
Udah bertahun-tahun nggak buat cerpen yang bener-bener fiksi.. Ternyata masih bisa ngarang cerita juga :D ini diaa :
Melodi
Hujan
( …Karena Euforia hujan selalu mengantarmu
pada simfoni cinta)
“Aku mencintai hujan…” Kata-katamu saat
kita kecil masih terngiang jelas di telingaku hingga hari ini. Kalau bukan
karena kau, aku tidak mungkin membenci dan mencintai hujan di saat yang
bersamaan.
Tiga
tahun sebelumnya . . .
“Raina
!” Deg! Sebuah suara yang mampu
membuat detak jantungku berubah takikardi
terdengar memanggil namaku dari jauh. Aku menoleh mendapati Ren melambaikan
tangannya sambil berlari ke arahku, aku membalas senyum malu-malu.
“Semangat
sekali hari ini Ren” Sapaku padanya. Ren duduk tepat disampingku. Di bangku
taman favorit kami berdua, bangku paling ujung dengan pohon mahoni yang rindang
menaunginya. Ren dan aku terpaut umur 3 tahun. Ia seniorku sejak SD. Kami
memiliki nama depan yang sama Rain,
yang artinya hujan.
“Semangat
dong na, kan bisa ketemu sama kamu lagi hari ini, hehehe” Pipiku bersemu
mendengar celoteh ringannya, ia mungkin tidak sadar betapa kata-kata itu bisa
membuatku tidak tidur nanti malam.