I wish I could have just disappear right now, due to my foolishness |
"Don't you dare talks bad about him !"
Rasanya hanya bisa marah dan mengatakan itu dalam otak saja, sudah lama sekali sepertinya sejak terakhir kali benar-benar merasa marah seperti tadi. Walaupun nada bicara terdengar biasa saja, tapi dalam imajinasi, aku sudah seperti naga yang menyemburkan api kekesalan.
Despite of my forgiveness and all things that had happen in the past, I feel mad to how someone judge other they rarely know about. Ketika seseorang menilai orang lain hanya dari kacamata hitam berlubang miliknya saja.
Ren adalah lelaki paling baik dan manis sepanjang masa. The way he treats everyone, the way he cares about Nay so much. Satu kali pun tidak pernah menyakiti perasaan Nay, (malah Nay merasa dia yang sering sekali membuat Ren kecewa). He is the most gentle man in universe !
Ren adalah lelaki paling tampan dan pengertian yang pernah aku kenal. Tak heran Nay mencandu senyum, tawa, cemberut, tatapan tajam, suara, dan getaran sentuhan lelaki yang memiliki air mata paling manis itu. Cara Ren menyikapi semua ke-labil-an Nay yang lebih sering kambuhnya, He is so mature.
Aku merasa bodoh membiarkannya berbicara kepada Nay. Maafkan aku Nay, padahal aku yang paling tahu kalau kamu benar-benar tidak menyukai konflik, padahal aku tahu kamu tidak suka menyakiti perasaan orang lain, tidak suka berkonfrontasi. Harusnya aku saja yang muncul, aku mungkin bisa bicara lebih kasar dan tegas daripadamu Nay. Maaf.
Mungkin jika mendengarnya berbicara buruk tentang Ren lagi, aku akan memukulnya tepat di wajahnya (tentu saja hanya dalam imajinasiku, aku tidak pernah benar-benar bisa memukul orang lain).
Ren, maafkan aku. Lagi-lagi aku bertindak ceroboh. Karena aku, Nay sedih lagi, Nay takut membuatmu kecewa.
Makassar, 20 Mei 2014
*nangis di bawah bantal*